BENGKALIS - Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Bengkalis bekerjasama dengan Diskes Provinsi Riau menggelar sosialisasi dan workshop kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi keresahan dunia (Public Health Emergency Of International Concern /PHEIC).
Kegiatan yang dilaksanakn di Hotel Pantai Marina itu berlangsung pada tanggal 11-13 Juli 2018.
Sejumlah narasumber turut didatangkan, mereka adalah Pakar Karantina dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni Kepala Seksi Karantina Kesehatan Wilayah dan Lintas Batas Negara, Sub Direktorat Karantina, Dirjen P2P Kemenkes RI, dr. I Made Yosy I Purbadi Werantana dan Pakar Surveylans Wilayah Rosmaniar.
Kemudian dua narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, yaitu Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi dr. Siska Andayani dan pakar Surveylans Dinas Kesehatan Provinsi Riau. M. Yamin.
Dalam pemaparannya, dr. I Made Yosy membeberkan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan kondisi tersebut akan banyak pintu masuk seperti pelabuhan, bandar udara, dan juga lintas batas negara.
"Kondisi demikian perlu mendapat perhatian serius dengan penguatan Sistem Kewaspadaan Dini agar penyakit-penyakit yang menjadi keresahan dunia tidak ikutan masuk ke Indonesia.” terangnya.
Menurutnya, cara yang paling efektif adalah dengan menyusun Sebuah Sistem Rencana Kontijensi Menurut Wilayah yang berpedoman kepada Peraturan Kesehatan Dunia International Health Regualtion tahun 2005.
Made menjelaskan tujuan dari Penyusunan Dokumen Kontijensi untuk melindungi masyarakat dan warga negara dari penyakit lintas batas negara dan menangkal faktor risiko.
"Beberapa penyakit yang menjadi keresahan dunia diantaranya adalah, SARS, Flu Burung, Antrax, Flu Babi, Chykungunya, Zica, Cholera, Pes, Yellow Fever, Haemorhagic Fever Karena Virus Ebola, Lassa, Marburg, Cacar, Influensa Manusia Subtipe Baru," paparnya.
Di bagian lain, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Supardi mengungkapkan, di Kabupaten Bengkalis terdapat 2 pintu masuk negara berupa pelabuhan, yaitu Pelabuhan Bandar Sri Setia Raja yang berhubungan langsung dengan negara Malaysia dan Pelabuhan Cargo Sei Pakning yang berada di bawah kendali PT. Pertamina.
Selain kedua pelabuhan tersebut, sambungnya, masih ada pintu masuk negara yang tidak resmi, yaitu sepanjang bibir pantai pulau Rupat yang perlu mendapat perhatian.
"Oleh karena itu kami mengharapkan sinergisitas antara camat, puskesmas dan seluruh unsur terkait agar daya cegah dan tangkal penyakit yang datang dari luar negeri ini dapat optimal.” harapnya.
Ditambahkan Kepala Bidang P2P Diskes Kabupaten Bengkalis, Alwizar bahwa unit surveylans di puskesmas-puskesmas memegang peran yang sangat vital dalam mendeteksi dari mana awal datangnya penyakit ke suatu wilayah.
“Setiap kejadian penyakit menular yang meresahkan pasti didahului dengan penyelidikan epidemiologi. Dari penyelidikan epidemiologi ini dan diikuti dengan surveylans ketat dapat diketahui siapa yang terpapar suatu penyakit, dimana terpaparnya, berapa besarannya, bagaimana cara tetularnya, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah pemutusan mata rantai penularannya," jelasnya.
Sosialisasi yang dihadiri perwakilan Bappeda Kabupaten Bengkalis, Badan Kesbangpol, BPBD, Satpol PP, Dinas Pertanian dan Peternakan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kepala Urusan Kesehatan Polres Bengkalis, Camat se-Kabupaten Bengkalis dan Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis ini menghasilkan rencana tidak lanjut dengan menyusun Dokumen Rencana Kontijensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Berbasis Wilayah masing-masing yang berpedoman aturan dan sesuai IHR tahun 2005. #DISKOMINFOTIK