Patriotisme Tak Mengenal Batas


Indonesiabaik.id - Kekalahan Jerman, Italia, dan diikuti Jepang terhadap Sekutu mengakhiri Perang Dunia II pada Agustus 1945. Namun bagi Indonesia, itu justru menjadi perjuangan meraih kemerdekaan. Momen ini juga menjadi awal munculnya patriotisme untuk membela Indonesia bagi orang-orang asing yang bersimpati kepada perjuangan rakyat Negeri ini.

Berpangkat laksamana muda, Maeda Tadashi adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang. Ia ikut berperan dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan ketika mempersilakan dan menjamin keamanan para pemimpin Indonesia merumuskan teks proklamasi di rumahnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Rumah Maeda yang kini bernama Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, telah menjadi Museum Naskah Proklamasi. Maeda juga merupakan penerima Bintang Jasa Nararya dari pemerintah Indonesia pada 1973.

Setelah Maeda, dari berbagai sumber disebutkan beberapa tokoh luar negeri lainnya yang ikut membantu perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan semasa perang revolusi (1945-1949). Ada Muriel Stuart Walker atau K’tut Tantri asal Skotlandia yang dikenal sebagai penyiar dari radio yang dioperasikan para pejuang arek-arek Suroboyo pimpinan Bung Tomo.

Berikutnya ada Haji Johannes Cornelis (H.J.C.) Princen, yang lebih dikenal sebagai Poncke Princen, seorang oposan berkebangsaan Belanda dan kemudian menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia yang pada 1949 beralih menjadi warga negara Indonesia. Poncke mendapat anugerah Bintang Gerilya dari Presiden Soekarno pada tahun 1949. Lalu ada Bobby Earl Freeberg, adalah mantan pilot Angkatan Laut Amerika Serikat yang melakukan beberapa misi penting bersama TNI. Di PBB, upaya diplomasi Indonesia didukung Thomas Kingston Critchley. Atas jasanya, Critchley menerima anugrah Bintang Dharma Putra dari pemerintah Indonesia pada 1992.


Tulis Komentar

Copyright © 2020 PPID Kabupaten Bengkalis - Design By TIM IT PPID