Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Mari Cintai Bumi Agar Tetap Layak Huni


Indonesiabaik.id - Tingkat emisi karbon dioksida atmosfer pada Maret 2019 adalah 411,97 bagian per juta gas dan terus meningkat. Peningkatan terjadi sebelum Revolusi Industri pada tahun 1800-an, yang mana tingkat CO2 sekitar 280 bagian per juta gas. Saat manusia mulai mengeluarkan sejumlah besar bahan bakar fosil untuk menjalankan pabrik dan memanaskan rumah, melepaskan CO2, dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer, gas tersebut juga meningkat. Para ilmuwan menyatakan, untuk menerbitkan planet yang layak huni, kita perlu memangkas tingkat karbon dioksida menjadi 350 bagian per juta gas.

Pemanasan global atau pemanasan global semakin hari semakin parah. Jika dibiarkan terus, perubahan iklim ini dapat mengatasi kehidupan bumi dan seluruh isinya - termasuk manusia. Mungkin diam-diam ada kebiasaan Anda yang ikut serta dan jadi sebab pemanasan global!

Para ilmuwan menyimpulkan sebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia. Efek kaca rumah sejatinya merupakan proses alami yang menghasilkan Bumi tempat yang nyaman untuk hidup. Semakin banyak gas panas yang dikirim oleh manusia, semakin banyak pula panas yang diperangkap oleh atmosfer untuk dipantulkan balik ke bumi. Ini adalah masalah utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

Pemanasan global terjadi pada gas hasil efek kaca karbon dioksida (CO2) dan polutan udara lainnya diserap oleh atmosfer dan dipantulkan balik ke permukaan bumi. Jutaan hektar hutan di berbagai belahan dunia ditahun lalu untuk kepentingan komersil, seperti untuk membuat kertas dan mebel. Hutan-hutan juga ditebang untuk pertanian, atau untuk pertanian. Semakin sedikit hutan yang tersedia, semakin berkualitas oksigen di bumi pun semakin memburuk. Deforestasi juga merusak habitat yang dapat merusak hayati.

Emisi gas buang kendaraan adalah penanggung jawab global dari global. Lebih dari 90 persen transportasi umum (baik transportasi darat, udara, maupun udara) ditenagai bahan bakar minyak bumi, seperti bensin atau diesel. Gas yang dilepaskan dari proses pembakaran melepaskan karbon dioksida dan polutan lainnya, seperti metana dan nitro oksida. Setiap galon bensin yang dapat Anda gunakan untuk naik mobil atau motor sehari-hari dapat menyumbang 10 kilogram karbondioksida ke atmosfer bumi.

Parahnya lagi, masing-masing jenis gas polutan memiliki kemampuan memerangkap panas yang berbeda. Beberapanya lebih bisa memerangkap lebih banyak dari karbon dioksida. Molekul metana, misalnya, tidak bisa bertahan lama berkeliaran di udara seperti CO2 tetapi mampu mengikat panas 84 kali lebih cepat dan banyak. Nitro oksida bahkan 264 kali lebih kuat dari CO2. Semakin gas ini semakin lambat laun akan merusak kualitas udara, tanah, dan udara.

Gas buangan industri dan rumah tangga menjadi penyebab pemanasan global Industri juga menghindari ditengarai menjadi penyebab awal dari global yang kita alami sampai saat ini. Penelitian menunjukkan pemanasan global telah mulai terjadi pada abad ke-19 dan diikuti oleh Revolusi Industri di AS dan negara-negara lain.

Selain industri kertas, industri plastik termasuk juga salah satu dalang terbesar dari pemicu pemanasan global. Diperkirakan 12 juta barel minyak dapat Memproduksi 30 juta produk plastik PET. Satu barel dapat berisi sekitar 159 liter (135 kg) minyak mentah yang dapat mengandung 118 kg karbon. Dihitung kasar, memproduksi setiap ton plastik PET dapat menghasilkan sekitar 3 ton karbon dioksida (CO2).

Peran industri peternakan dan agrikultur terhadap peningkatan parah global juga tidak diperbolehkan membuka mata. Selain dari deforestasi, limbah yang dihasilkan dari pupuk dan kotoran hewan juga menghasilkan emisi gas berbahaya. Napas, kentut gas, dan kotoran kewan ternak, khusus sapi dan kerbau, menghasilkan zat metana yang termasuk jenis gas rumah kaca. Pupuk kompos yang dibuat dari kotoran hewan juga menghasilkan gas nitro oksida. Limbah industri agrikultur dihasilkan menyumbang 9% dari total volume emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada tahun 2017.

Dibutuhkan, pembangkit listrik tenaga minyak, gas alam, dan batu bara melebihi ini merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar setelah industri pabrik. Di Amerika Serikat, pembangkit batu bara untuk pembangkit listrik sekitar dua miliar ton CO2 setiap tahun. Penggunaan listrik yang boros menyumbang 27,5 persen dari total emisi gas rumah kaca pada tahun 2017.

Lalu bagaimana cara mencegah instalasi globa? Ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan global. Pertama adalah dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global. Sederhananya Anda bisa mencoba gaya hidup ramah lingkungan.

Seperti mengurangi emisi. Ketimbang pakai mobil pribadi untuk pakai, pakai kendaraan umum seperti KRL atau MRT. Bersepeda dan jalan kaki juga jauh lebih baik. Hemat listrik. Matikan lampu dan cabut alat-alat elektronik dari stop kontaknya setiap kali Anda akan meninggalkan rumah. Hemat udara. Contoh, Gunakan pakaian mandi menggunakan bak mandi dan gayung, coba dengan pakai shower. Lebih sedikit air yang dikeluarkan saat pakai dibandingkan dengan gayung. Hijaukan Lingkungan dengan penanaman dan perawatan tanaman. Tanaman membantu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan lebih banyak oksigen.


Infografik Sebelumnya
Tulis Komentar

Copyright © 2020 PPID Kabupaten Bengkalis - Design By TIM IT PPID